Jumat, 12 Desember 2014

PEMAHAMAN TEORI, KONSEP DAN APLIKASI PRODUKTIVITAS DALAM KAJIAN EKOSISTEM

PEMAHAMAN TEORI, KONSEP DAN APLIKASI  PRODUKTIVITAS DALAM KAJIAN EKOSISTEM

Suatu organisme tidak akan dapat hidup mandiri. Untuk kelangsungan hidupnya, suatu organisme akan bergantung pada kehadiran organisme lain dan sumber daya alam yang ada disekitarnya untuk keperluan pangan, lindungan, pertumbuhan pekembangbiakan, dan sebagainya. Hubungan antara suatu individu dengan lingkungannya sangat rumit dan timbal balik sifatnya.

Setiap ekosistem atau komunitas, atau bagian-bagiannya memiliki produktivitas dasar atau disebut pula produktivitas primer. Batasan produktivias primer adalah kecepatan penyimpanan energi potensial oleh organisme produsen, melalui proses fotosintesis dan kemosintesis, dalam bentuk bahan-bahan organik yang dapat pula digunakan sebagai bahan pangan.

Kategori-kategori produktivitas antara lain :

  1. Produktivitas primer kotor, yaitu kecepatan total fotosintesis, menyangkut pula bahan organik yang dipakai untuk respirasi selama pengukuran. Istilah lain untuk produktivitas primer kotor adalah “fotosintesis total” atau “asimilasi total”.
  2. Produktivitas primer bersih, yaitu kecepatan penyimpanan bahan-bahan organik dalam jaringan tumbuhan, sebagai kelebihan bahan yang dipakai untuk respirasi oleh tumbuhan itu selama pengukuran. Istilah lain untuk produktivitas bersih adalah :”fotosintesis nyata” atau “asimilasi bersih”.
Kecepatan penyimpangan energi potensial pada tingkat trofik konsumen dan pengurai, disebut produktivitas sekunder. Dengan sendirinya energi ini semakin kecil pada tingkat trofik berikutnya. Arus energi total pada tingkat heterotrofik yang analog dengan produktivitas kotor pada tingkat autotrofik, sebaiknya dinamakan “asimilasi” bukan kata “produksi”.

Dalam konsep produktivitas, faktor satuan waktu sangat penting, karena sistem kehidupan adalah proses yang berjalan secara sinambung. Hal ini tentu berbeda dengan proses-proses dalam pengertian kimia atau industri, khususnya dalam istilah produksi.

Kalau melihat hanya dari fungsinya, suatu ekosistem itu terdiri dari atas dua komponen, yaitu :

  1. Komponen Autotrofik (autos = sendiri; trophikos = menyediakan makanan), yaitu organisme yang mampu menyediakan atau menyintesis makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organik dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari atau klorofil (zat hijau daun). Oleh karena itu semua organisme yang mengandung klorofil disebut organisme autorofik.
  2. Komponen heterotofik (hetero = berbeda, lain) yaitu organisme yang mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan oleh organisme lain.
Kalau dilihat dari ekosistem dari segi penyusunannya, maka dapat kita bedakan empat komponen, yaitu :

  1.  Bahan tak-hidup (abiotik, non-hayati), yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan sebagainya dan merupakan medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan.
  2. Produsen, yaitu organisme yang autotrofik yang umumnya tumbuhan berklorofil, yang mensintesis makanan dari bahan anorganik yang sederhana.
  3. Konsumen, yaitu organisme heterotrofik, misalnya hewan, dan manusia yang makan organisme lain.
  4. Pengurai, perombak, atau decomposer, yaitu organisme heterotrofik yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks, menyerap sebagian hasil pengurai tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai oleh produsen.
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, mengingat bahwa di dalamnya tercakup organisme dan lingkungan abiotik yang satu terhadap yang lain saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan benda nyata dan mempunyai ukuran yang beraneka ragam, bergantung pada tingkat organisasinya. Sifat ekosistem yang universal, baik dalam ekosistem darat dan perairan, ataupun ekosistem buatan seperti kebun dan sawah, semuanya merupakan interaksi antara komponen ototrofik dengan heterotrofik. Ada dua hal yang penting dalam sifat universal itu, ialah :

  1. Seringkali fungsi dan organisme yang menjalankan proses interaksi, terpisahkan secara fisik, dalam arti bahwa berbagai organisme itu tersusun dalam stratifikasi (tingkat).
  2. Fungsi dasar umumnya terpisah oleh waktu, sehingga terdapat tenggang-waktu lama antara terbentuknya bahan yang diproduksi oleh organisme ototrofik dengan pemanfaatan produk tersebut oleh organisme heterotrofik.
Organisme yang dinamakan pengurai adalah organisme yang memperoleh energi untuk hidupnya melalui absorpsi hasil penguraian atau dekomposisi. Organisme semacam ini terdiri dari organisme heterotrofik. Organisme yang disebut konsumen makro adalah organisme yang memperoleh energi untuk hidupnya dengan jalan memakan bahan-bahan organik. Sifat komponen makro kebalikan dari organisme pengurai, yaitu berukuran besar, mempunyai kecepatan metabolisme rendah, dan memiliki morfologi yang sesuai dengan cara makannya.


Daftar Pustaka

Campbell, N. A., J. B. Reece, L. G. Mitchell. 2002. Biologi (terjemahan), Edisi kelima Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga
Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta. Hlm. 13-15
Sarianti, Lina. 2012. Konsep Produktivitas Tumbuhan. http://lina-sarianti.blogspot.com/2012/06/konsep-produktivitas-tumbuhan.html.  Diakses pada 24 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar