Sistem Koloid pada Agar-agar
Gambar 1 Agar-agar
Sumber : Koloid agar-agar.html
Siapa yang tidak kenal dengan agar-agar? Makanan yang enak dan dengan struktur yang kenyal dapat membuat kita menyukainya. Agar-agar atau agarosa adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga. Di Jepang dikenal dengan nama kanten dan oleh orang Sunda disebut lengkong. Jenis rumput laut yang biasa diolah untuk keperluan ini adalah Eucheuma spinosum (Rhodophycophyta). Beberapa jenis rumput laut dari golongan Gracilaria dan Gelidium (Phaeophycophyta) juga dapat dipakai sebagai sumber agar-agar. Agar agar adalah jenis makanan yang berbentuk koloid atau padatan kenyal yang biasanya terbuat dari rumput laut. Agar agar sangat disukai anak-anak karena memiliki bentuk dan rasa yang manis. Sifatnya yang dapat dibuat sesuai kemauan sang pembuatnya membuat agar-agar dapat dengan mudah dibuat menjadi bentuk-bentuk yang menarik seperti boneka.
Mungkin sekilas kita tidak pernah memperhatikan dan tidak berpikiran tentang apa sih sebenarnya agar-agar itu. Agar-agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Dia tergolong kelompok pektin dan merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar dapat dibentuk sebagai bubuk dan diperjualbelikan. Agar-agar juga merupakan koloid padat-cair bukan suatu larutan ataupun suspensi. Dengan bentuk yang padat dan kenyal ini kita mungkin masih bingung mengapa agar-agar disebut sebagai koloid padahal koloid ini merupakan campuran-campuran zat yang berbeda. berikut ini penjelasan mengapa agar-agar disebut sebagai koloid.
Agar-agar yang sering kita dengar namanya dan yang sering kita makan merupakan suatu koloid. Mengapa disebut koloid? Agar-agar disebut koloid karena dalam proses pembuatannya terbentuk struktur gel yang tercipta karena ketika dipanaskan di dalam air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas kemudian saat didinginkan, molekul-molekul agar-agar merapat satu sama lain, memadat, dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air. Sehingga terbentuklah sistem koloid padat dan cair. Pada sistem koloid ini yang menjadi fase terdispersi adalah air dan yang menjadi fase pendispersi adalah molekul agar-agar. Agar-agar merupakan koloid yang mempunyai sifat koloid liofil. Koloid liofil adalah koloid yang mengadsorbsi atau menyerap cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid.
Agar-agar termasuk dalam jenis Koloid Liofil dan Koloid Liofob. Koloid Liofil adalah sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya absorpsi yang relatif besar sehingga dapat menarik dan mengadsorpsi molekul mediumnya. Disini agar-agar mempunyai sifat koloid liofil dalam arti agar-agar yang belum jadi atau dalam fase cair teradsorpsi oleh fase padatnya, sehingga mengakibatkan seolah olah bentuk agar-agar adalah padat.
Pembuatan Koloid pada Agar-agar, Pada pemasakan agar-agar terjadi reaksi hidrolisis. Proses pemanasan dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu pembentukan gel akan mengakibatkan polimer karagenan dalam larutan menjadi molekul acak. Bila suhu menurun, maka karagenan akan membentuk struktur double helix (pilinan ganda) dan membentuk polimer dan apabila penurunan suhu terus dilanjutkan polimer-polimer ini akan terikat saling silang secara kuat dan dengan makin bertambahnya bentuk heliks akan terbentuk agregat yang membentuk gel yang kuat. Saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekulair, sehingga terbentuk sistem koloid padat-cair. Kisi-kisi ini dimanfaatkan dalam elektroforesis gel agarosa untuk menghambat pergerakan molekul objek akibat perbedaan tegangan antara dua kutub. Kepadatan gel agar-agar juga cukup kuat untuk menyangga tumbuhan kecil sehingga sangat sering dipakai sebagai media dalam kultur jaringan.
Sumber:
Anonim.Sistem Koloid. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid. Diakses pada 25 November 2012.
Diganilia.2012. Agar-agar Sebagai Koloid. http://digaarifia.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html. Diakses pada 28 November 2012.